MONONDOK.COM,Luwuk—Petugas lapangan yang beroperasi di bidang irigasi di Kabupaten Banggai mendapatkan perhatian serius dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Banggai. Lewat program “Pembinaan Teknis Petugas Pintu Air (PPA), Petugas Operasi Bendung (POB) dan Juru Pengairan” yang dilaksanakan pada 22–23 Oktober 2025, instansi ini bertujuan memperkuat sistem irigasi yang menjadi tulang punggung ketahanan pangan daerah.
Ketua Panitia Pelaksana, Astrid Dwijayanthi, mengungkap bahwa pembinaan ini diikuti oleh 68 peserta yang berasal dari 35 daerah irigasi dalam wilayah kewenangan Kabupaten Banggai. Mereka akan dibekali dengan lima modul inti meliputi pengenalan jaringan irigasi, inventarisasi jaringan, pembagian air, pengukuran debit, dan pengisian blanko operasi dan pemeliharaan, juga disertai praktik lapangan di Kecamatan Luwuk Timur.
“Irigasi adalah tulang punggung produksi pangan, PPA, POB dan juru pengairan hadir langsung di garis depan pengaturan air. Namun hadirnya saja tidak cukup tanpa peningkatan kualitas dan kapasitas setiap personil,” ungkap Astrid dalam sambutannya.
Pembinaan ini bukan sekadar rutinitas, melainkan investasi sumber daya manusia.
Kepala Bidang Pengairan PUPR Banggai, Takdir Said, S.T., menekankan bahwa kegiatan ini dirancang untuk memastikan petugas memahami secara teknis dan operasional tugas-fungsi mereka di lapangan.
“Kegiatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kapasitas dan pengetahuan para personil irigasi, khususnya juru pengairan, PPA dan POB dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya,” kata Takdir.
Ia juga mengharapkan agar kegiatan ini menjadi agenda tahunan sehingga kemampuan petugas tidak stagnan.
Takdir merinci bahwa materi yang akan dibahas mencakup lima modul utama, dan peserta akan melakukan kunjungan lapangan untuk melihat langsung kondisi jaringan irigasi di lapangan. Ia menegaskan pentingnya sinergi antara PPA, POB dan juru pengairan.
“Sinergi antara PPA, POB, dan Juru Irigasi adalah kunci terlaksananya pembagian air yang adil. Jika satu saja elemen lemah, maka seluruh sistem akan terganggu, yang pada akhirnya merugikan petani dan mengancam produksi pangan,” katanya.
Dengan pembinaan teknis ini, PUPR Banggai menargetkan terciptanya operasi dan pemeliharaan irigasi yang lebih efisien dan berkelanjutan, serta distribusi air yang tepat waktu dan tepat jumlah kepada petani di seluruh daerah irigasi kewenangan kabupaten. (*)

















