MONONDOK.COM,Luwuk—Dosen dan peneliti dari Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Luwuk Banggai, Dr. Samsu Adi Rahman, bersama tim dari Yayasan Ekomina Bahari Nusantara, melaksanakan survei ilmiah untuk mengidentifikasi sebaran, kepadatan, dan kondisi habitat ikan capungan banggai (Pterapogon kauderni) di perairan Maahas Pantai, Kabupaten banggai.
Survei yang berlangsung pada bulan Agustus 2025 ini merupakan bagian dari upaya untuk mengumpulkan data terkait populasi ikan endemik Banggai yang tengah terancam kelestariannya.
Survei bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam mengenai sebaran populasi ikan capungan banggai di Maahas Pantai, serta untuk mengevaluasi kondisi habitat yang mendukung kelangsungan hidup ikan tersebut.
Metode yang digunakan dalam survei ini adalah Underwater Visual Census dengan transek sabuk (belt transect), yang dilakukan di beberapa titik pemantauan di perairan tersebut dengan kedalaman yang bervariasi antara 1 hingga 3 meter.
Temuan survei menunjukkan bahwa ikan capungan Banggai sebagian besar hanya ditemukan pada mikrohabitat bulu babi, dengan kepadatan yang cukup signifikan di beberapa titik.
Dr. Samsu Adi Rahman mengungkapkan bahwa ketergantungan ikan capungan banggai pada satu jenis mikrohabitat ini berpotensi menimbulkan ancaman bagi kelangsungan spesies tersebut, mengingat keterbatasan sumber daya di habitat ini.
“Keberadaan ikan capungan Banggai yang sangat tergantung pada mikrohabitat bulu babi menjadikan ikan ini rentan terhadap kerusakan ekosistem.
Oleh karena itu, pengembangan mikrohabitat lain yang lebih bervariasi, seperti anemon laut atau perbaikan terumbu karang, sangat penting untuk memperluas ruang hidup ikan ini,” kata Dr. Samsu.
Berdasarkan temuan tersebut, Dr. Samsu bersama tim mereka merekomendasikan perlunya pengembangan mikrohabitat tambahan, seperti anemon laut, serta upaya perbaikan terumbu karang di sekitar perairan Maahas Pantai.
Pengembangan ini bertujuan untuk memberikan lebih banyak tempat berlindung dan berkembang biak bagi ikan capungan banggai, serta mendukung keberlanjutan populasi ikan tersebut.
Selain itu, tim peneliti menekankan pentingnya keterlibatan masyarakat lokal dalam upaya konservasi.
Masyarakat setempat diharapkan dapat berperan aktif dalam menjaga kelestarian habitat ikan capungan banggai. Tim juga berharap adanya dukungan dari pemerintah daerah dan pihak terkait lainnya untuk melaksanakan kebijakan yang dapat mendukung pelestarian spesies langka ini.
Kegiatan survei ini tidak hanya bertujuan untuk mengumpulkan data ilmiah, tetapi juga untuk meningkatkan kesadaran masyarakat setempat mengenai pentingnya menjaga kelestarian ekosistem laut, khususnya bagi ikan capungan banggai.
Melalui upaya ini, diharapkan Maahas Pantai dapat menjadi salah satu kawasan konservasi yang dapat mendukung keberlanjutan sumber daya alam laut di Kabupaten Banggai, serta memberikan manfaat jangka panjang bagi keberagaman hayati dan kesejahteraan masyarakat.
Dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya keberagaman hayati, survei ini menjadi langkah awal dalam upaya jangka panjang untuk memelihara ekosistem perairan di Maahas Pantai dan mendukung konservasi spesies ikan capungan banggai yang semakin terancam. ***