MONDONDOK.COM,Luwuk—Dr Agung K. Djibran layak disebut sebagai salah satu sosok penting atas banyaknya prestasi di bidang kemahasiswaan Unismuh Luwuk Banggai.
Selama menjabat Rektor Unismuh Luwuk Banggai Bidang Kemahasiswaan, keikutsertaan mahasiswa dalam sederet kompetisi regional, nasional maupun internasional tak lepas dari tangan dingin Dr Agung K Djibran.
Salah satu yang patut dibanggakan adalah prestasi Unismuh Luwuk Banggai yang berhasil meraih penghargaan terbaik ketiga kategori kinerja kemahasiswaan di wilayah LLDIKTI 16 tahun 2024 lalu.
Mantan Dekan Agama Islam Unismuh Luwuk Banggai ini termasuk yang memiliki karier moncer di Unismuh Luwuk Banggai.
Lantas seperti apa profil dosen yang menjadi arsitek lahirnya program studi PJKR FKIP Unismuh Luwuk Banggai dengan mengusulkan studi kelayakan itu?
Agung K Djibran jebolan Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta.
Di sekolah pertama yang didirikan pendiri Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan ini, Agung—sapaan akrabnya—menyelesaikan pendidikan madrasah setingkat SMP dan SMA dan lulus tahun 1995.
Dosen kelahiran Luwuk, 11 Januari 1977 ini meninggalkan Kota Luwuk setelah lulus SD pada tahun 1989.
Selanjutnya ia melanjutkan pendidikan di Madrasah Mu’allimin.
Ia termasuk anak Luwuk yang merasakan akses transportasi laut ketika hendak pulang kampung, dengan menggunakan KM Kambuna rute Tanjung Perak Surabaya–Pantoloan Palu.
Setelah menyelesaikan boarding school selama enam tahun di Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta, ia melanjutkan pendidikan perguruan tinggi di kota yang sama.
Agung mengambil program studi pendidikan agama Islam di IAIN Sunan Kalijaga yang kini berubah nama menjadi UIN Kalijaga Yogyakarta dan lulus tahun 2001.
Bersamaan dengan masuknya ia sebagai dosen di Unismuh Luwuk Banggai pada tahun 2003, Agung melanjutkan pendidikan ke jenjang Magister Manajemen Pendidikan di Universitas Negeri Jakarta (UNJ).
“Setelah mendaftar sebagai dosen di Unismuh Luwuk saya melanjutkan pendidikan S2 di UNJ,” katanya.
Lima tahun berlalu, tepatnya tahun 2008, Agung menggantikan Farid Haluti memimpin Fakultas Agama Islam selama satu periode.
Setelahnya Agung pun dilantik menjadi Wakil Rektor III pada masa Rektor Amelia Zainati pada tahun 2012. Namun hanya dua tahun, dan tidak habis masa bakti, ia digantikan oleh Ukas Marzuki.
Masa baktinya tak selesai karena pada tahun 2014 itu ia mencalonkan diri sebagai Dekan FKIP Unismuh Luwuk Banggai dan terpilih serta menjabat selama satu periode.
Dalam periode ini, ia melanjutkan pendidikan doktoralnya di bidang pendidikan di Universitas Negeri Gorontalo tahun 2016.
Namun, kesulitan dalam pembiayaan, ia baru menyelesaikan pendidikan doktoralnya tahun 2023 di era Rektor Sutrisno K Djawa yang memberi perhatian tanpa batas terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia dosen.
Pada tahun 2018, ia kembali mencalonkan diri sebagai Dekan FKIP namun tidak terpilih.
Setelah nonjob dalam rentang tahun 2018-2020, ia kembali diangkat sebagai wakil rektor III pada masa jabatan Rektor Dr Sutrisno K Djawa, sejak tahun 2020-2024.
Menuntaskan masa jabatan selama satu periode sebagai Wakil Rektor III, ia mengikuti fit and proper test sebagai wakil rektor I pada akhir tahun 2024 dan terpilih menempati posisi sebagai wakil rektor I Bidang Akademik, Penelitian dan Publikasi.
Sebagai wakil rektor I, Agung K Djibran, bakal menghadapi tantangan tidak ringan dalam membantu rektor Unismuh Luwuk Banggai mewujudkan visi dan misi sebagai perguruan tinggi yang unggul, islami, dan berdaya saing global.
Terutama karena saat ini Unismuh Luwuk Banggai telah membuka setidaknya tiga program studi magister, yakni magister manajemen, pedagogi, dan menyusul belakangan adalah magister hukum yang sudah diusulkan izinnya.
Ia mengakui tantangan lainnya adalah akreditasi fakultas dan perguruan tinggi.
Berdasarkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi Nomor 53 Tahun 2023 tentang penjaminan mutu pendidikan, akreditasi harus tuntas sebelum tuntas bulan Agustus 2025.
Mendasari aturan tersebut, akreditasi hanya mengenal tiga status yakni terakreditasi maupun tidak terakreditasi, dan terakreditasi unggul.
Sejumlah koleganya meyakini Agung K Djibran akan maksimal mendukung Rektor Unismuh Luwuk dalam pencapaian visi dan misi mengingat ia dikenal sebagai dosen yang gesit dan inovatif.
“Tidak ada waktu untuk bersantai untuk memajukan akademik,” tuturnya, awal Februari lalu.
Agung K Djibran, mengatakan, untuk memaksimalkan penataan akademik bakal dibahas dalam lokakarya, terutama menyikapi pemutahiran kurikulum melalui lokakarya kurikulum.
Lokakarya itu penting sebab empat tahun terakhir kurikulum Unismuh Luwuk Banggai belum direvisi dan masih berbasis KTSP dan MBKM.
“Seharusnya sudah kurikulum OBE (Outcome Based Education),” terang Agung terkait kurikulum yang berfokus pada hasil atau luaran pembelajaran itu.
Lokakarya itu mendesak dilakukan karena kurikulum OBE berkonsekwensi terhadap pembelajaran Rencana Satuan Pembelajaran (RPS) dan seluruh fakultas harus mempedomaninya.
“Jika sudah OBE insyaallah pencapaiannya berbeda, jika dengan kurikulum sebelumnya mahasiswa cukup memahami dan mengetahui, dengan kurikulum OBE harus dapat menjelaskan dan mempraktikkannya,” katanya.
Sementara terkait riset, mata kuliah dapat menjadi riset. Untuk pengajuan kepangkatan dosen harus sesuai dengan mata kuliah yang sesuai dengan kepakarannya. “Salah satu outcome dosen dan mahasiswa adalah riset, saat ini mahasiswa bisa tidak menyusun skripsi, asal menyelesaikan publikasi yang terbit di jurnal yang memiliki reputasi baik,” tandasnya. ***