MONONDOK.COM,Luwuk—Sentra Layanan Universitas Terbuka (SALUT) Kabupaten Banggai telah membuka pendaftaran mahasiswa baru sejak Mei 2025. Kepala SALUT Banggai, Rudi Budaya, M.Pd., menjelaskan bahwa proses pendaftaran untuk jalur umum maupun jalur mandiri akan berlangsung hingga Agustus 2025.
“Sejak dibuka pada bulan Mei, kami sudah menerima sekitar 140 calon mahasiswa baru. Mereka akan memulai perkuliahan pada September mendatang,” ujar Rudi.
Universitas Terbuka secara nasional menawarkan 48 program studi jenjang sarjana dan diploma III, termasuk yang tersedia di SALUT Banggai. Untuk jenjang pascasarjana, tersedia 10 program studi, sementara program doktoral mencakup dua bidang keilmuan.
Rudi Budaya, menyebut bahwa minat masyarakat terhadap Universitas Terbuka semakin meningkat, khususnya dalam dua tahun terakhir. “Pada 2021, UT masih belum terlalu diminati. Namun sekarang, UT mulai menjadi salah satu perguruan tinggi yang banyak diminati masyarakat. Saat ini, setelah UT Palu, jumlah mahasiswa terbanyak ada di UT Banggai dengan sekitar 600 mahasiswa terdaftar,” jelasnya.
Lonjakan minat tersebut mulai terasa sejak tahun 2024 menyusul adanya sekitar 200 mahasiswa baru terdaftar.
Pada pembukaan semester awal tahun 2025 (Januari), UT Banggai mencatatkan sekitar 130 mahasiswa baru. Sementara untuk periode pendaftaran Mei–Agustus 2025, jumlah pendaftar telah mencapai 140 orang. Rudi berharap jumlah tersebut dapat meningkat hingga 200–250 mahasiswa hingga penutupan pendaftaran.
Menurut Rudi, salah satu daya tarik utama UT adalah biaya kuliahnya yang relatif terjangkau, yaitu berkisar antara Rp1,5 juta hingga Rp2,5 juta per semester. Selain itu, mahasiswa asal Sulawesi Tengah juga dapat memanfaatkan program Berani Cerdas—beasiswa dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah, maupun program beasiswa dari Pemda Banggai.
Kemudahan lainnya, kata Rudi, adalah fleksibilitas bagi lulusan SMA/SMK yang ingin menjadi guru. “Sekarang lulusan SMA bisa langsung mendaftar ke program studi keguruan tanpa harus melampirkan SK mengajar seperti dulu. Ini karena adanya free service bagi mahasiswa baru,” ujarnya.
Dari sisi kualitas, Universitas Terbuka telah meraih akreditasi institusi “A”, dan sejumlah program studinya telah terakreditasi “Unggul”.
Tiga Model Perkuliahan
UT menawarkan tiga model pembelajaran, yaitu:
Tutorial Webinar (Tuweb/Zoom): Pembelajaran tatap muka secara daring antara dosen dan mahasiswa. Umumnya digunakan untuk program studi keguruan.
Tutorial Online (Tuton): Mahasiswa mengikuti pembelajaran mandiri berbasis video dan materi daring selama delapan minggu.
Tugas Mata Kuliah (TMK): Mahasiswa mengerjakan dan mengunggah tugas pada waktu yang telah ditentukan, sebanyak tiga kali dalam satu semester.
Penilaian akhir didasarkan terutama pada ujian akhir semester (UAS), dengan bobot penilaian cukup tinggi. “Di UT, ujian akhir memiliki bobot 80 persen, sehingga mahasiswa harus serius dalam menghadapi ujian,” ungkap Rudi.
Berikut pembagian bobot penilaian berdasarkan metode pembelajaran:
TMK: 20% tugas, 80% ujian akhir
Tutorial Webinar: 50% tugas, 50% ujian akhir
Tutorial Online: 30% tugas, 70% ujian akhir
Rudi menekankan bahwa Universitas Terbuka bukanlah universitas kelas jauh, melainkan perguruan tinggi negeri dengan sistem pembelajaran jarak jauh berbasis teknologi. Mahasiswa dapat mengikuti perkuliahan dari mana saja—dari rumah, tempat kerja, atau lokasi lainnya.
Sejak tahun ini, seluruh kabupaten/kota di Sulawesi Tengah telah memiliki kantor layanan UT, termasuk SALUT Banggai.
“Di sini kami memfasilitasi mahasiswa untuk keperluan pendaftaran, registrasi, hingga pelaksanaan ujian,” tambah Rudi. Sentra Layanan UT Banggai berlokasi di Jalan Tanjung Jepara, tepatnya di belakang SMA Negeri 1 Luwuk, Kabupaten Banggai. ***